Teruntuk Calon Imamku

Assalamu’alaikum wahai calon imamku yang selama ini kunantikan…^^,

Ingin kuberikan padamu sepucuk rindu, namun sering kubertanya, “Salahkah ini….?”, karena kita tahu, masih ada dinding hijab diantara kita. Hingga akhirnya tiap kali rasa rindu itu hadir, hanya kualirkan dalam do’a pada sang pemilik rindu.

Kini dirimu masih jauh disana, namun yakinlah akan satu hal. Terkadang Allah menghimpun kembali dua pihak yang berpisah, setelah diduga kuat mereka takan bersatu kembali. Jika memang kita berjodoh, yakinlah kita kan berjumpa.

Cinta. Tak sekedar cinta yang kita lukis dalam kanvas baru yang kita impikan. Yang kita inginkan, kesucian diri dan agama kita akan terjaga dengan baik. Itulah kesederhanaan niat kita untuk mengarungi kehidupan bersama, kelak saat kau buka pintu hijab itu.

Aku masih menantikan hadirmu. Meski aku tak tahu kapan kau akan menjemputku tuk kau jadikan pendampingmu. Mungkin sekarang belumlah saatnya hari yang dinanti itu tiba. Namun selalu kuyakin, Allah akan pertemukan kita di waktu yang tepat, saat yang terindah.

Tak bisa kubayangkan seperti apa sosokmu. Rasanya tak pantas jika aku dambakan sosok insan yang mendapat sanjungan dari para akhwat. Rasanya tak pantas jika aku dapatkan seorang pendamping sehebat itu. Jika boleh ku meminta, aku hanya inginkan sosok yang mampu membimbingku untuk tetap istiqamah di jalan-Nya. Aku ingin mencintai seseorang yang bisa menambah rasa cintaku pada-Nya.

Tak banyak yang ingin kukatakan padamu saat ini, sebelum tiba masanya kita gelar sajadah bersama. Hanya sedikit yang bisa kuungkapkan, karena aku takut jika riak-riak rasa ini berujung pada keresahan hati.

Wahai insan yang Allah takdirkan untukku… Saat kudapati kehadiranmu dalam ruang penantianku, ingin kukatakan satu hal padamu. Aku hanya seorang wanita biasa yang tak mungkin bisa sempurna. Hingga akhirnya kau kan datang untuk menyempurnakan separuh agamaku.



Di Serambi Penantian