Sunday, 15 February 2015

Apa yang Kucari?




Apa yang kucari dari sudut komplek ini? Apa yang kucari dari ruangan penuh buku ini? Apa yang membuatku terus ingin kembali ke tempat ini? Ah, semua pertanyaan itu akan menimbulkan jawaban beragam di mata oranglain. Tapi akan tetap menghadirkan satu jawaban untukku, karena panggilan hati. Terdengar klasik, tapi ini bukan kamuflase. Bukan cari sensasi, bukan numpang eksis bukan pula sekedar mengisi waktu, apalagi berharap punya kecengan, tapi ini tentang kepedulian.

Banyak yang bertanya, “Apa yang kau dapatkan?” Aku hanya tersenyum setiap kali ada yang bertanya hal itu. Karena jika kujawab sejujurnya, tak banyak dari mereka yang mengerti. Pertanyaan seperti ini memang sering kudapatkan semenjak aktif di berbagai organisasi. “Nggak cape? Banyak aktifitas tapi semuanya aktifitas sosial?” Lagi-lagi aku hanya tersenyum. Bahkan pertanyaan yang menurutku cukup ekstrim, “Gajinya berapa?” Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri, ketika ia terjun langsung dalam kegiatan sosial.

Memang seperti itulah pertanyaan yang muncul jika semuanya dinilai dari segi materi. Zaman sekarang semua butuh uang. Iya, setuju. Tapi ga harus nyanyi-nyayi “Love is money” kayak Cinta Laura juga kan? Hehe… Materi itu penting, tapi masih banyak sisi kehidupan lain yang harus kita penuhi, dan semuanya tidak bisa dipenuhi dengan materi. Jika materi diibaratkan sebagai karbohidrat  yang dibutuhkan tubuh kita, apakah kita akan merasa cukup dengan itu saja? Bayangkan jika sepanjang hidup kita makan nasi atau jagung saja tanpa pelengkap lain. Apa yang akan terjadi? Apakah nutrisinya sudah seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita? Udah ah, jawab sendiri aja. Saya bukan ahli gizi. Hehe…

Jika materi adalah sumber karbohidrat, maka kita memerlukan nutrisi lain untuk menyeimbangkan semuanya. Kita masih butuh protein, vitamin, mineral dan sebagainya untuk memenuhi semuanya. Begitupula dengan kehidupan, menurutku tak selamanya kebutuhan kita bisa tercukupi dengan materi, masih banyak sisi lain yang harus dipenuhi, terutama sisi lahiriah. Dari berbagai kegiatan sosial bisa menjadi salah satu cara untuk memenuhinya. Persahabatan, kekeluargaan, kebahagiaan, cinta (witwiw…), indahnya berbagi, semangat berkarya, rasa empati, apakah bisa dibeli dengan uang? Maka jika ada yang bertanya, “Kenapa kamu begitu aktif di kegiatan sosial di tengah kesibukanmu sendiri?” Inilah jawabanku. Aku hanya sedang berusaha menyeimbangkan setiap sendi kehidupan yang harus aku beri nutrisi setiap saat. Aku tetap bekerja untuk menghasilkan materi, aku tetap sekolah untuk menuntut ilmu secara formal, aku tetap berkarya untuk menggapai cita-citaku dan aku tetap menjadi seorang relawan untuk menutrisi lahiriahku, untuk belajar tanpa batas, untuk berbagi, untuk beraksi sesuai dengan apa yang kumampu. Dan itu semua tak lain hanya untuk mengharap Ridho-Nya. Jika semua lelah diubah menjadi Lillah, kuyakin rasa lelah itu akan lelah mengejarku.

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Sumber: http://www.seociyus.com/2013/02/cara-membuat-komentar-facebook-keren-di-blog.html#ixzz44aXRQIym Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

0 comments:

Post a Comment