Seringkali aku mendapatkan
pertanyaan yang sama. “Kapan kamu menikah?” Awalnya aku hanya menanggapinya
dengan santai. Toh, usiaku masih muda. Namun kini pertanyaan itu bukan sekedar
pertanyaan basa-basi bernada candaan. Kini pertanyaan itu lebih serius dan
lebih sering kudengar. “Insya Allah. Do’akan saja.” Rupanya jawabanku yang
seperti ini sudah tak dianggap lagi. Bahkan kalimat “semua kan indah pada
waktunya” pun, mereka anggap sekedar kalimat penenang bagiku yang belum bertemu
dengan jodoh yang Allah pilihkan.
Sahabatku, aku tahu kalian
sangat menyayangiku. Namun, sampai kapan kalian bertanya hal itu? Sementara
akupun tak tahu kapan akan tiba waktunya. Lalu kenapa kalian tak bertanya kapan
aku mati? Bukankah jodoh sama seperti kematian yang datangnya bisa kapan saja,
dengan cara apa saja dan semua itu telah Allah tentukan semenjak Dia meniupkan
ruh kita ke dalam kandungan Ibunda?
“Teman-temanmu yang lain sudah
menikah. Lalu kamu kapan?” Iya, teman-temanku memang sudah banyak yang menikah.
Tapi bukankah setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda? Kadang tergores
luka ketika mendengar ini. Aku pun menginginkan hal itu segera. Tapi jika Allah
berkata nanti, aku bisa apa?
“Jodoh memang di tangan Allah.
Tapi jodoh itu harus dijemput, kita harus berusaha.” Lagi-lagi kalimat itu
membuatku tersenyum saja. Terimakasih sahabat, kau begitu memberi perhatian
yang lebih padaku. Namun tenanglah! Aku disini tak berdiam diri saja menanti
jodohku. Aku berusaha dengan caraku sendiri, meski mungkin kalian tak tahu. Aku
yakin, janji Allah itu pasti. “Wanita yang baik, untuk lelaki yang baik” Maka
aku pun berusaha memantaskan diri dan memantapkan hati. Karena aku malu pada
Rabbku, jika aku terus meminta jodoh yang baik pada-Nya, tapi disini aku belum
menjadi baik. Aku malu pada Allah dengan meminta ini itu, tapi aku tak berusaha
memenuhi perintah-Nya.
“Mau mencari yang seperti apa?”
Ini bukan masalah mencari yang seperti apa. Tapi ini tentang dipertemukannya
dua hati dalam bingkai takdir bernama jodoh. Karena belum menentukan pilihan,
lantas kalian menyalahkanku? Hingga terkadang akupun kehabisan kata untuk
menjawab semua pertanyaan atau komentar kalian tentang diriku.
Aku yakin semua itu akan indah
pada waktunya. Ini bukan sekedar kalimat penenang. Inilah kalimat dengan ruh
pembangun jiwa untuk menjemput takdir indah yang Allah tuliskan. Mungkin ceritaku
dengan cerita mereka berbeda. Tak usah kalian bandingkan, tak usah kalian
samakan. Mungkin Allah menginginkanku untuk sedikit lebih sabar menunggu sambil
membenahi diri. Allah Maha Tahu takdir terbaik bagi hamba-Nya.
Tenanglah! Allah Maha Tahu,
jika aku harus menyelesaikan beberapa hal sebelum akhirnya Dia berikan kado
indah itu untukku. Allah ingin melihat seberapa kuatnya aku, seberapa sabarnya
dan sesiap apa aku untuk mengemban amanah itu. Aku tetap berusaha dan berdo’a,
dan do’a ini akan lebih indah jika kalian juga mendo’akan yang terbaik untukku
dengan tulus.