Thursday, 4 December 2014

Dan Cicipan Syurga Itupun Menjadi Shadaqah Berpahala

Ada getar berbeda saat perjalananku menepi di bagian tiga buku NPSP, buah pena indah dari Salim A. Fillah. (Maaf ya Mas,, saya sering mengutip kata-katanya..hehe...^^). Karena di bagian inilah, penantian panjang itu berlabuh pada hati yang tulus. Dimana sang mujahid telah menemukan bidadari yang akan menemaninya, sampai ke jannah-Nya.

Dan cicipan surga itupun, menjadi shadaqah berpahala. Kata ini mengingatkanku pada seorang sahabat yang akan segera menjemput bidadari impiannya. Untukmu wahai sahabatku... kutitipkan setangkai do'a pada Sang Maha Cinta, agar kau bahagia bersamanya.

Menikah... awalnya adalah  niat. Kemudian kita melafalkan kalimat khitbah yang indah, Bersediakah ukhti menjadi ustadzah rumah ini? Mengapa kalimat ini? Karena rumah kita kelak adalah madrasah peradaban cahaya. Madrasah yang harus meluluskan Shalahudin dan Khansa kecil lalu melepasnya ke medan jihad.
Begitulah kata Salim A. Fillah saat menambah keindahan bukunya dengan kalimat khitbah merdu, "Bersediakah ukhti menjadi ustadzah rumah ini?"

Setelah terkagum dengan kalimat khitbah indah, jiwa inipun berlabuh pada catatan hati yang sempat kutuliskan. "Murnikanlah kecintaanmu padaku hanya karena cintamu pada Rabb kita. Perindahlah niatmu menikahiku karena pengabdianmu pada Rabbul Izzati. Kuatkanlah tekadmu bersamaku untuk menggapai ridha-Nya semata, menuju jannah-Nya yang sangat indah. Masih teringat akan tuturmu: Mahar paling agung untuk mendapatkan bidadri paling cantik di tempat tinggal yang penuh kebahagiaan adalah mengorbankan diri di jalan Allah dan menumpahkan darah untuk menolong agama-Nya."

Dan ketika Allah mempertemukan kalian dalam ikatan suci yang dirindui setiap insan, hati inipun terpaut pada nyanyian hati yang terbalut indah dalam nada-nada cinta.
Namun semuanya terurai
Ketika sang kabut fajar
Menyingkap kelamnya malam
Mengusik hati insan
Bunga merekah indah seolah pahami arti
Rahasia di balik nyanyian hati
Semua insan pasti menanti suatu masa membina rumah tangga
Memelihara kelangsungan dakwah
Dalam ikatan hati...
Dalam ikatan hati nan suci
(Nahawan Voice feat. Ujo: Rahasia Hati)

Sahabatku... kini telah tiba saatnya kau menjemput bidadari itu. Jagalah ia, karena ia adalah tulang rusukmu yang dekat ke hati untuk dicintai, dekat ke tangan untuk dilindungi. Ada nasehat indah dari Ustadz Fauzil Adhim untukmu.

"Dahulu Anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka Anda. Tetapi sejak pagi ini, bila Anda belum juga pulang
setelah larut malam, di rumah anda ada seorang wanita yang tak bisa tidur karena mencemaskan anda. Kini, bila berhari-hari anda tidak pulang tanpa kabar berita, di kamar anda ada seorang perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan airmata. Dahulu, bila anda mendapatkan musibah, anda hanya akan mendapatkan ucapan "Turut berduka cita" dari sahabat-sahabat anda. Tetapi kini, seorang isteri akan bersedia mengorbankan apa saja agar anda meraih kembali kebahagiaan anda. Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan duka dengan Anda."

Sahabatku... kau telah berhasil melewati masa penantian dengan penuh kesabaran. Kini tiba masanya, kau bingkai hari bersamanya, dan cicipan surga itupun, menjadi shadaqah berpahala.


*Masih terinspirasi dari buku karya Salim A. Fillah.... Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan
Syukran atas inspirasinya ^_^

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Sumber: http://www.seociyus.com/2013/02/cara-membuat-komentar-facebook-keren-di-blog.html#ixzz44aXRQIym Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

0 comments:

Post a Comment