Sunday, 15 March 2015

Bukan Doraemon





“Baling-baling bambu…. Baling-baling bambu…” Adi terus berteriak sambil berlari-lari mengelilingi taman. Adi. Bocah 7 tahun ini memang sangat menyukai tokoh doraemon dengan kantong ajaibnya itu.
“Adi, makan dulu Nak. Sebentar lagi kamu harus les piano.” Ibu yang kewalahan mengejar-ngejar Adi, kini hanya duduk di teras sambil membawa sepiring nasi yang hampir dingin.
“Tenang aja Bu! Adi gak akan telat berangkat les. Kan ada pintu kemana saja.”
Ibu hanya menggeleng-geleng kepala lalu masuk ke rumah. Sementara itu Adi makin kencang berlari mengitari halaman rumahnya yang luas. Sesekali ia meniru suara Doraemon dan Nobita. Sepoy angin sore itu semakin membuat Adi semangat, berharap bisa terbang dengan baling-baling bambu seperti Doraemon. Wiiingg…… kali ini ia berlari menuju kamarnya yang penuh dengan pernak-pernik Doraemon. Rupanya ia mulai lelah.
“Tok… tok… tok….”
“Siapa itu?” Adi kaget mendengar suara ketukan di pintu kamarnya
“Hai Adi…….” seseorang datang dari balik pintu
“Nobitaaaaa……” Adi bersorak
“Coba tebak! Siapa dia?”
Adi cukup penasaran siapa yang ikut bersama Nobita. Ia pun membuka pintu kamarnya. Tiba-tiba ada cahaya yang sangat terang ketika Adi membuka pintu.
“Doraemon…” Adi berjingkrak kegirangan saat melihat Doraemon, sang idola
“Adi, kita jalan-jalan yuk!” ajak Nobita sambil menggandeng Adi
Tentu saja Adi bersemangat ketika diajak jalan-jalan. Tanpa fikir panjang, Adi setuju dengan ajakan Nobita. Adi tak sabar ingin terbang dengan baling-baling bambu, keliling dunia dengan pintu kemana saja dan tentunya memainkan alat ajaib dari kantongnya Doraemon.
“Tunggu! Doraemon sama Nobita kan dari Jepang. Tapi kok bisa bahasa Indonesia ya?” Adi mulai megerutkan kening sambil menggeleng-geleng kepala
“Kami kan bisa bahasa apapun.” jawab Doraemon
“Oh iya ya, kan ada kantong ajaib. Pasti ini berkat alatnya Doraemon.” Adi mulai percaya
Doraemon mengeluarkan pintu kemana saja. Inilah hal yang paling ditunggu Adi. Dia terlihat senang sekali ketika Nobita dan Doraemon menggandeng tangannya menuju pintu kemana saja. Kini Adi merasakan bagaimana rasanya terbang dengan baling-baling bambu.
“Yuhuuuu…… Adi bisa terbaaaaaaang…..” teriaknya sambil melambai-lambai tangan
“Adi, lihat di bawah! Itu Jepang, tempat tinggal kami.” jelas Nobita
Adi melihat bunga sakura yang berguguran dengan indah. Tak hanya itu, Adi diajak pula bermain di bukit belakang sekolah Nobita. Dia juga sempat mencicipi dorayaki, kue kesukaan Doraemon.
“Bagaimana rasanya?” tanya Doraemon
“Enak sekali.” jawab Adi sambil menikmati kue dorayaki
“Adi, bagaimana kalau Ibumu mencari?” kali ini Nobita mulai gelisah
“Oh iya, Adi lupa tidak minta izin Kak.”
“Kalau begitu kita pulang sekarang ya Di.” kata Nobita
“Wah, bagaimana ini? Pintu kemana sajanya hilang.” keluh Doraemon
“Haaaaahhh…….” teriak Nobita dan Adi
Adi mulai mondar-mandir tak karuan karena takut tak bisa pulang ke rumah. Hari hampir gelap, sementara Adi masih terjebak di bukit itu sambil menunggu bantuan Doraemon.
“Haduh, gimana nih? Ibu pasti marah.” Adi mulai ketakutan
Kini Doraemon mulai mengeluarkan alat-alat ajaib dari kantongnya. Tapi entah kenapa, saat itu Doraemon tidak konsentrasi sehingga terus mengeluarkan alat yang salah.
“Pakai baling-baling bambu!” perintah Doraemon yang mulai cemas karena hari mulai gelap
Mereka terbang mengitari kota Jepang yang mulai dipenuhi warna-warni lampu sambil mencari jalan keluar. Adi yang semula semangat untuk diajak jalan-jalan, kini terlihat lesu karena tak bisa pulang. Nobita dan Doraemon pun merasa sedih melihat Adi.
“Adi, kamu nginep di rumahku aja ya. Besok kita antar kamu pulang.” bujuk Nobita
“Iya. Besok kita cari jalan keluar.” tambah Doraemon
“Kamu sih Doraemon. Kok pintunya bisa hilang gitu aja sih? Kan pintu itu bisa keluar dari kantong ajaib kamu.”
“Aku juga gak tahu. Kenapa bisa hilang?”
Nobita dan Doraemon bertengkar. Sementara itu Adi menangis karena ketakutan.
“Adi, kamu jangan nangis ya! Doraemon, cepat cari jalan keluarnya!”
“Iya. Iya. Aku sedang memikirkannya.”
Mereka terbang begitu jauh hingga tanpa sadar mereka sudah berkeliling selama satu jam.
“Nobita, lihat itu! Itu pintu kemana saja.” Doraemon akhirnya menemukan pintu kemana saja yang bisa mengantar Adi pulang ke rumahnya
Nobita dan Doraemon mengantar Adi pulang ke rumahnya. Kini Adi mulai tersenyum.
“Makasih ya. Udah ngajak Adi jalan-jalan.”
“Sama-sama Adi….” kata Doraemon dan Nobita sambil melambaikan tangan
“Adi…… Adi…… ADIIIII……..”
Adi membuka mata dan melihat Ibunya yang duduk di pinggirnya. Adi bingung. Ia melihat-lihat seisi kamarnya. Adi bangun dari ranjang empuknya lalu membuka pintu.
“Adi, pasti kamu kecapean ya? Tadi kamu ketiduran.” kata Ibu
“Jadi, adi cuma mimpi? Tadi Adi mimpi ketemu Doraemon Bu. Sayangnya, Doraemon itu tak ada” jelas Adi, terlihat sedih
“Kamu ini terlalu banyak nonton film Doraemon jadi kebawa mimpi. Doraemon itu cuma animasi, gak ada di dunia nyata. Nih, daripada nyari-nyari kantong ajaib doraemon, mending nyari sesuatu di kantong Ibu.”
“Wah….. Komik…” Adi sumringah
“Ibu memang bukan doraemon yang punya kantong ajaib buat kamu. Tapi Ibu akan selalu berusaha memberikan apa yang membuatmu bahagia. Karena Ibu sayang banget sama Adi.” Ibu memeluk Adi


Event Pelangi AE Publishing




0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Sumber: http://www.seociyus.com/2013/02/cara-membuat-komentar-facebook-keren-di-blog.html#ixzz44aXRQIym Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

0 comments:

Post a Comment