KB
1. Konsep Dasar Manajemen
Kata
manajemen seringkali berkaitan atau berhubungan dengan organisasi dan
administrasi. Pemahaman atas makna organisasi, administrasi dan manajemen
menjadi penting untuk memahami konteks manajemen.
Robbins
(1990:4) mendefinisikan organisasi sebagai “kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat
diidentifikasi, yang bekerja ayas dasar yang relative terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.”
Gibson
et.al, (1995:7) yang menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan yang
memungkinkan masyarakat mencapai satu tujuan yang tidak dapat dicapai individu
secara perorangan.
Dalam
organisasi ada pengelolaan atau manajemen. Ada manajemen sumber daya manusia,
manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. Manajemen
sumber daya manusia akan berkenaan dengan pengelolaan sumber daya manusia yang
dimiliki satu organisasi sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
Pengelolaan tersebut bisa dilakukan dengan pendekatan sistematik atau
pendekatan organistis. Begitu juga halnya dengan keuangan, pemasaran dan
produksi. Artinya, manajemen akan diperlukan oleh setiap organisasi apapun
dengan ukuran organisasi sebesar apapun.
Kita
bisa mengutip pendapat yang dikutip Lasa (2008:1) yang menyatakan bahwa
manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah diterapkan.”
Sugandha
(1986:2) melihat kata administrasu dari dua bahasa asing yang berbeda. Pertama,
sebagai terjemahan dari bahasa Belanda administratie yang artinya tata usaha
seperti kegiatan mengisi formulir, pembukuan, pencatatan dan melakukan
perhitungan (arti sempit). Kedua, dari bahasa Inggris, administration yang
berarti seluruh proses kegiatan kelompok kerja yang saling membantu untuk
mencapai tujuan bersama. Pekerjaan yang dilakukannya dapat bersifat operasional
dapat juga bersifat konseptual.
Sedangkan
untuk pengetian administrasi, kita bisa melihatnya menurut Atmosudarmo (dalam
Sagala, 2005:22) dari tuga sudut. Pertama dari sudut kelembagaan, yang
menyatakan bahwa administrasi adalah keseluruhan orang atau kelompok orang
sebagai satu kesatuan yang menjalankan proses kegiatan untuk mencapai tujuan
bersama. Kedua, dari sudut fungsional yang melihat administrasi sebagai segala
kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, termasuk tindakan untuk
menentukan tujuan itu sendiri. Ketiga, dari sudut proses yang melihat
administrasi sebagai keseluruhan proses yang berupa kegiatan pengaturan sejak
dari penentuan tujuan sampai penyelenggaraan sehingga tujuan itu tercapai.
Perangkat
manajemen meliputi men, money, materials, machines, methods dan market. Dengan perangkat
manajemen tersebut diharapkan organisasi bisa mencapai tujuannya secara efektif
dan efisien dan sekaligus menjadi produktif.
Efektifitas
menurut Lasa, merupakan kemampuan seseorang dalam merumuskan tujuan dan alat
yang tepat untuk mencapai tujuan. Inilah yang oleh Drucker disebutkan bahwa
efektivitas itu adalah melakukan pekerjaan secara benar. Sedangkan efisiensi
adalah kemampuan mengerjakan pekerjaan dengan benar. Dengan begitu,
produktifitas pun bisa dicapai.
Hal
ini pula berhubungan dengan mutu manajemen. Mutu diartikan sebagai produk yang
sesuai dengan harapan pelanggan. Ada beberapa dimensi mutu, yaitu kehandalan, kinerja, mudah dalam
pemeliharaan, dampak lingkungan dalam proses produksi, tampilan fisik, aman
dikonsumsi atau dipergunakan dan awet/ tahan lama.
KB 2. Proses, Fungsi dan Pendekatan
Manajemen
Fungsi
manajemen popular dengan singkatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) yang biasa diterjemahkan menjadi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian.
Proses
manajemen yang berlangsung dalam organisasi manapun pada dasarnya merupakan
sebuah siklus. Fungsi-fungsi manajemen dijalankan secara siklikal, khususnya
empat fungsi dasar dan universal. Disebut siklikal lantaran prosesnya selalu
berulang dan terus terjadi selama organisasi tersebut berjalan.
Hanya
saja penting untuk diingat bahwa keempat fungsi tadi, sekali lagi merupakan
fungsi dasar dan universal saja. Oleh karena Terry (1986:40) sendiri
menunjukkan kemungkinan adanya penambahan fungsi lain. Terry menyebutkan
fungsi-fungsi lain dalam proses manajemen itu adalah sebagai berikut.
1. Menganjurkan
(advocating)
2. Memberi
otoritas (authorizing)
3. Mengubah
(changing)
4. Memilih
(choosing)
5. Mengonfirmasi
(confirming)
6. Mengoordinasi
(coordinating)
7. Memberi
saran (counseling)
8. Memberi
arah/ memimpin (directing)
9. Memperbaiki
(improving)
10. Mengintegrasikan
(integrating)
11. Memimpin
(leading)
12. Mengukur
(measuring)
13. Memodernisasi
(modernising)
14. Memotivasi
(motivating)
15. Merekomendasikan
(recommending)
16. Mewakili
(representing)
17. Membuat
spesifik (specifying)
18. Menempatkan
(staffing)
Manajemen
Strategis
Manajemen
strategis merupakan cara pengelolaan organisasi yang memperhatikan lingkungan
internal dan lingkungan eksternal organisasi. Lingkungan internal merupakan
sumber kekuatan dan kelemahan sedangkan lingkungan eksternal menyediakan
peluang sekaligus ancaman. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) mengkaji apa kekuatan dan kelemahan organisasi dalam menghadapi peluang
dan ancaman.
Menurut
Saladin (2003:5-6) manajemen strategis ini penting karena (a) memberikan arah
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, (b) membantu memikirkan kepentingan
berbagai pihak, (c) dapat mengantisipasi setiap perubahan dan (d) terkait
dengan efektivitas dan efisiensi.
Manajemen
Mutu Terpadu
Manajemen
Mutu Terpadu (MMT) atau yang popular dengan sebutan TQM (Total Quality
Manajemen) ada yang menyebutnya sebagai sistem pengendalian mutu yang
berdasarkan filosofi untuk melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga produk
yang dihasilkan bisa memuaskan kostumernya (lihat, Lasa 2008:24)
Ada
yang mendefinisikan MMT ini mirip dengan manajemen strategis, yaitu pendekatan
manajemen untuk memperbaiki efektivitas dan fleksibilitas organisasi. Artinya,
di sini MMT dianggap sebagai manajemen perbaikan untuk mencapai mutu yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya. Ada juga yang memandang MMT sebenarnya lebih
merupakan filosofi manajemen, karena mendorong organisasi untuk selalu
melakukan perbaikan sehingga produk yang dihasilkan organisasi makin hari makin
baik dan kostumernya terpuaskan. Ada juga yang memandang MMT ini dari sisi
praktis yaitu sebagai wujud manajemen perubahan yang berbasis pada budaya
organisasi sehingga organisasi itu makin hari makin baik mutu produk dan
pengelolaannya. Ada pula yang memandang MMT ini sebagai sebuah sistem manajemen,
yang di dalamnya ada komponen masukan, proses dan keluaran untuk perbaikan mutu
berkelanjutan sehingga dikenal ada perencanaan mutu, kendali mutu dan pebaikan
mutu.
Sumber:
Iriantara, Yosal. (2014). Manajemen
Penerbitan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka