Friday 1 April 2016

MODUL 2: DUNIA PENERBITAN


KB 1 Publikasi Karya Manusia
            Menurut Rogers, manusia menyampaikan gagasannya pada orang lain lewat komunikasi visual diawali sekitar 22.000 SM. Sedangkan era komunikasi tertulis dimulai 4.000 SM saat bangsa Sumeria menemukan huruf dan mulai menuliskan hukum yang berlaku d lempengan tanah liat. Di Cina dikembangkan alat cetak kayu mirip stempel oleh Pi Sheng. Di Korea ditemukan huruf loga sebagai pengganti huruf dari tanah liat.
            Rogers membagi pembabakan komunikasi manusia menjadi 4 babak utama :komunikasi tertulis; tercetak; telekomunikasi & interaktif. Namun ada juga yang meringkas menjadi 3 : komunikasi lisan; tertulis dan digital.
Penerbitan merupakan proses pemberian nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi terbitan. Nilai tambah pada dasarnya bisa dilihat dari 5 nilai dasar, yaitu :
1.    Nilai logis, isi informasi yang diterbitkan memberikan kebenaran secara rasional & bertindak pula secara rasional kepada pembacanya.
2.    Nilai etis, isi informasi yg diterbitkan memberikan makna & memperdalam ketaatan & perilaku etis pada pembaca.
3.     Nilai estetis, isi informasi yg disampaikan mendorong perkembangan apresiasi dan perilaku etis pada pembacanya.
4.  Nilai teologis, nilai guna dari isi informasi, seperti menambah kecerdasan, memperluas wawasan,dan seterusnya yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Nilai tambah isi terbitan hendaknya menjadi acuan dalam mempertimbangkan penerbitan, karena nilai tambah yang menentukan kebermaknaan terbitan. Karena nilai tambah yang dikandung terbitan itulah maka kegiatan penerbitan sering dikaitkan dengan soal idealisme.

Revolusi besar dalam dunia informasi terjadi thn 1455,yakni penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg, yang digunakan pertama kalinya untuk mencetak 200 eksemplar Kitab Injil, yang kemudian tercatat dalam sejarah sebagai revolusi komuniksai dalam peradaban manusia.
Briggs & Burke menunjukkan beberapa dampak perkembangan percetakan pada peradaban manusia, misalnya koran yg memberikan sumbangan kpd pembentukan kesadaran nasional dengan memperlakukannya pembaca sebagai publik nasional.
Di Asia , mesin cetak sudah digunakan sejak abad 8, khususnya di Cina & Jepang. Kalau mesin cetak Gutenberg menggunakan lempengan logam yg terilhami dari mesin pemeras anggur di Rhineland, mesin cetak Cina & Jepang menggunakan blok2 kayu spt stempel. Mesin yg serupa dgn Gutenberg dikembangkan di Korea abad ke 15.
Filsuf Inggris termasyur, Francis Bacon menyebutkan penerbitan/percetakan bersama dengan penemuan mesiu & kompas merupakan trio yang “mengubah keadaan negara dan wajah segala sesuatu di muka bumi”. Dampak penerbitan menurut Samuel Hatlib” seni percetakkan akan menyebarluaskan ilmu pengetahuan sedemikian rupa, sehingga orang-orang biasa karena mengetahui hak dan kebebasan mereka tidak mau lagi diperintah dengan cara penindasan.
DeFleur & Dennis “penerbitan buku ini blm dipandang sebagai bagian dari perkembangan sosial yang kebutuhan akan hasil terbitannya berkembang sejalan dengan pembukaan universitas, perubahan dalam kehidupan beragama serta perkembangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan.
Di Amerika 3 kota yg menjadi pusat kegiatan penerbitan yaitu New York, Boston dan Philadelphia. Para pengkaji sejarah penerbitan melihat ada 3 hal yg dipengaruhi dan mempengaruhi dunia penerbitan, yakni pendidikan, agama dan perkembangan pemikiran manusia.
Komunikasi digital memungkinkan penyimpanan, penelusuran dan penemuan kembali informasi dilakukan dengan mudah dan cepat. Perkembangan medium publikasi melahirkan fenomena cornucopia yang artinya keberlimpahan/ banjir informasi.


KB 2 Kategori Penerbitan

Menurut Harrison & Oates, perpustakaan sekarang ini sudah menjadi bagian dari “industri komunikasi”, dengan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan dalam industri tersebut. Yusuf mengurai fungsi yang berkaitan dengan informasi ini dengan mengaitkannya pada tugas dan kedudukan perpustakaan.
Harrison & Oates menunjukkan 7 kebutuhan & penerbitan/tipe publikasi yang dilakukan perpustakaan, yaitu panduan pembaca, daftar bacaan, daftar koleksi baru, poster, ulasan/resensi buku, terbitan berkala & sejarah lokal-pamflet-kalawarta. Tipe publikasi yang dikembangkan adalah tipe publikasi yang berkaitan dengan kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada kustomer perpustakaan. Pentingnya penyediaan akses terhadap semua koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki perpustakaan tentunya disadari oleh para pustakawan. Oleh sebab itu penerbitan bibliografi yang berisi perekaman sistematis dan lengkap atas keberadaan dan tempat bahan pustaka disimpan menjadi penting (Yusuf). Bibliografi menjadi jembatan antara pengguna dan perpustakaan.

Penerbitan berkala merupakan bagian dari penerbitan serial yang diberi batasan sebagai salah satu bentuk penerbitan dengan judulnya sendiri, mengandung beberapa artikel yang ditulis lebih dari seorang penulis dan diterbitkan dengan selang waktu tertentu yang kurang dari 1 tahun tanpa ditetapkan sebelumnya kapan penerbitan terakhir akan terbit. Contoh majalah, surat kabar, jurnal ilmiah atau terbitan akademis. Penerbitan berkala bisa dilakukan dengan berbagai medium,seperti kertas sebagaimana penerbitan konvensional/medium digital.
Tipe penerbitan berkala :
a.      Kalawarta/newsletter
Kalawarta sebagai salah satu terbitan perpustakaan dimaksudkan sebagai media komunikasi ant ara perpustakaan dengan anggota-anggotanya. Kandungan isinya lebih banyak bersifat informatif.
b.      Bibliografi
Penyusunan bibliografi lebih berat dibanding kalawarta, karena harus melakukan penelitian untuk menginventarisasi buku/artikel terkait dengan tema bibliografi yg ditulisnya, menelusuri prosiding seminar untuk mengetahui topik yang relevan dengan apa yang telah dilakukan.
c.       Laporan Tahunan
Laporan tahunan disini lebih bermakna pertanggungjawaban perpustakaan kepada para stakeholder-nya, lebih merupakan laporan yang akan disampaikan kepada kustomernya.

Menurut UNESCO 1992, terbitan non-berkala adalah satu karya yg diterbitkan semuanya pada waktu yang sama atau berdasarkan volumenya baik dgn interval waktu yg tak tertentu, namun tetap pada rentang waktu 1 thn atau lebih. Kategori penerbitannya adalah :
a.       Buku, yang didefinisikan sebagai publikasi tercetak non-berkala dengan jumlah halaman tidak kurang dari 49 halaman di luar sampul
b.      Pamflet, penerbitan tercetak nonberkala dengan jumlah halaman tidak kurang dr 5 & tdk lbh dr 48 hal di luar sampul
Apapun yg melalui proses cetak dengan jumlah halaman seperti yang dikemukakan diatas bisa dikategorikan sebagai penerbitan non berkala.
Definisi di atas kmudian disempurnakan tahun 1964 yang kemudian menjadi definisi standar yaitu “buku adalah penerbitan tercetak nonperiodik yang berisi setidaknya 49 halaman, diluar sampul, yangg diterbitkan di 1 negara & bisa diperoleh publik”

Setelah 40 tahun Wischenbart & Ehling(2009) menulis “Definisi UNESCO thn 1964 tak mengacu pada semua terbitan digital, juga tidak mengacu pada pertumbuhan naskah-naskah yang dipublikasikan karena adnya layanan dicetak sesuai permintaan, padahal keduanya mendorong cukup kuat penambahan jumlah judul yangg diterbitkan di 1 negara”. 

Rangkuman Materi Manajemen Penerbitan Modul 2

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Sumber: http://www.seociyus.com/2013/02/cara-membuat-komentar-facebook-keren-di-blog.html#ixzz44aXRQIym Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

0 comments:

Post a Comment