KB 1 Publikasi Karya Manusia
Menurut Rogers, manusia menyampaikan
gagasannya pada orang lain lewat komunikasi visual diawali sekitar 22.000 SM.
Sedangkan era komunikasi tertulis dimulai 4.000 SM saat bangsa Sumeria
menemukan huruf dan mulai menuliskan hukum yang berlaku d lempengan tanah liat.
Di Cina dikembangkan alat cetak kayu mirip stempel oleh Pi Sheng. Di Korea
ditemukan huruf loga sebagai pengganti huruf dari tanah liat.
Rogers membagi pembabakan komunikasi
manusia menjadi 4 babak utama :komunikasi tertulis; tercetak; telekomunikasi &
interaktif. Namun ada juga yang meringkas menjadi 3 : komunikasi lisan; tertulis dan digital.
Penerbitan merupakan proses
pemberian nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi terbitan. Nilai tambah
pada dasarnya bisa dilihat dari 5 nilai dasar, yaitu :
1. Nilai
logis, isi informasi yang diterbitkan memberikan kebenaran secara rasional &
bertindak pula secara rasional kepada pembacanya.
2. Nilai
etis, isi informasi yg diterbitkan memberikan makna & memperdalam ketaatan
& perilaku etis pada pembaca.
3. Nilai
estetis, isi informasi yg disampaikan mendorong perkembangan apresiasi dan perilaku etis pada pembacanya.
4. Nilai
teologis, nilai guna dari isi informasi, seperti menambah kecerdasan, memperluas
wawasan,dan seterusnya yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Nilai tambah isi
terbitan hendaknya menjadi acuan dalam mempertimbangkan penerbitan, karena nilai
tambah yang menentukan kebermaknaan terbitan. Karena nilai tambah yang dikandung
terbitan itulah maka kegiatan penerbitan sering dikaitkan dengan soal idealisme.
Revolusi besar dalam dunia
informasi terjadi thn 1455,yakni penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg, yang
digunakan pertama kalinya untuk mencetak 200 eksemplar Kitab Injil, yang kemudian
tercatat dalam sejarah sebagai revolusi komuniksai dalam peradaban manusia.
Briggs & Burke
menunjukkan beberapa dampak perkembangan percetakan pada peradaban manusia,
misalnya koran yg memberikan sumbangan kpd pembentukan kesadaran nasional dengan memperlakukannya pembaca sebagai publik nasional.
Di Asia , mesin cetak
sudah digunakan sejak abad 8, khususnya di Cina & Jepang. Kalau mesin cetak
Gutenberg menggunakan lempengan logam yg terilhami dari mesin pemeras anggur di
Rhineland, mesin cetak Cina & Jepang menggunakan blok2 kayu spt stempel.
Mesin yg serupa dgn Gutenberg dikembangkan di Korea abad ke 15.
Filsuf Inggris
termasyur, Francis Bacon menyebutkan penerbitan/percetakan bersama dengan penemuan
mesiu & kompas merupakan trio yang “mengubah keadaan negara dan wajah segala sesuatu di muka bumi”. Dampak penerbitan menurut Samuel Hatlib” seni
percetakkan akan menyebarluaskan ilmu pengetahuan sedemikian rupa, sehingga
orang-orang biasa karena mengetahui hak dan kebebasan mereka tidak mau lagi diperintah dengan
cara penindasan.
DeFleur & Dennis
“penerbitan buku ini blm dipandang sebagai bagian dari perkembangan sosial yang
kebutuhan akan hasil terbitannya berkembang sejalan dengan pembukaan universitas,
perubahan dalam kehidupan beragama serta perkembangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan.
Di Amerika 3 kota yg
menjadi pusat kegiatan penerbitan yaitu New York, Boston dan Philadelphia.
Para pengkaji sejarah penerbitan melihat ada 3 hal yg dipengaruhi dan mempengaruhi dunia penerbitan, yakni pendidikan, agama dan perkembangan
pemikiran manusia.
Komunikasi digital
memungkinkan penyimpanan, penelusuran dan penemuan kembali informasi
dilakukan dengan mudah dan cepat. Perkembangan medium publikasi melahirkan
fenomena cornucopia yang artinya keberlimpahan/ banjir informasi.
KB 2 Kategori Penerbitan
Menurut Harrison
& Oates, perpustakaan sekarang ini sudah menjadi bagian dari “industri
komunikasi”, dengan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan dalam industri tersebut. Yusuf
mengurai fungsi yang berkaitan dengan informasi ini dengan mengaitkannya pada tugas dan kedudukan perpustakaan.
Harrison & Oates
menunjukkan 7 kebutuhan & penerbitan/tipe publikasi yang dilakukan
perpustakaan, yaitu panduan pembaca, daftar bacaan, daftar koleksi baru, poster,
ulasan/resensi buku, terbitan berkala & sejarah lokal-pamflet-kalawarta.
Tipe publikasi yang dikembangkan adalah tipe publikasi yang berkaitan dengan kebutuhan
untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada kustomer perpustakaan. Pentingnya
penyediaan akses terhadap semua koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
perpustakaan tentunya disadari oleh para pustakawan. Oleh sebab itu penerbitan
bibliografi yang berisi perekaman sistematis dan lengkap atas keberadaan dan tempat bahan pustaka disimpan menjadi penting (Yusuf). Bibliografi menjadi jembatan antara pengguna dan perpustakaan.
Penerbitan berkala merupakan bagian dari penerbitan serial yang diberi batasan sebagai salah satu bentuk penerbitan dengan
judulnya sendiri, mengandung beberapa artikel yang ditulis lebih dari seorang penulis dan diterbitkan dengan selang waktu tertentu yang kurang dari 1 tahun tanpa ditetapkan
sebelumnya kapan penerbitan terakhir akan terbit. Contoh majalah, surat kabar,
jurnal ilmiah atau terbitan akademis. Penerbitan berkala bisa dilakukan dengan
berbagai medium,seperti kertas sebagaimana penerbitan konvensional/medium digital.
Tipe penerbitan berkala :
a.
Kalawarta/newsletter
Kalawarta sebagai salah satu
terbitan perpustakaan dimaksudkan sebagai media komunikasi ant ara perpustakaan dengan anggota-anggotanya.
Kandungan isinya lebih banyak bersifat informatif.
b.
Bibliografi
Penyusunan bibliografi
lebih berat dibanding kalawarta, karena harus melakukan penelitian untuk
menginventarisasi buku/artikel terkait dengan tema bibliografi yg ditulisnya,
menelusuri prosiding seminar untuk mengetahui topik yang relevan dengan apa yang telah
dilakukan.
c.
Laporan
Tahunan
Laporan tahunan disini lebih bermakna pertanggungjawaban perpustakaan kepada para stakeholder-nya, lebih merupakan laporan yang akan disampaikan kepada kustomernya.
Menurut UNESCO 1992,
terbitan non-berkala adalah satu karya yg diterbitkan semuanya pada waktu yang sama
atau berdasarkan volumenya baik dgn interval waktu yg tak tertentu, namun tetap
pada rentang waktu 1 thn atau lebih. Kategori penerbitannya adalah :
a. Buku,
yang didefinisikan sebagai publikasi tercetak non-berkala dengan jumlah halaman tidak kurang dari 49 halaman di luar sampul
b. Pamflet,
penerbitan tercetak nonberkala dengan jumlah halaman tidak kurang dr 5 & tdk lbh dr 48
hal di luar sampul
Apapun yg melalui proses cetak dengan jumlah
halaman seperti yang dikemukakan diatas bisa dikategorikan sebagai penerbitan non berkala.
Definisi di atas
kmudian disempurnakan tahun 1964 yang kemudian menjadi definisi standar yaitu “buku adalah penerbitan tercetak nonperiodik yang berisi setidaknya 49 halaman, diluar sampul, yangg
diterbitkan di 1 negara & bisa diperoleh publik”
Setelah 40 tahun
Wischenbart & Ehling(2009) menulis “Definisi UNESCO thn 1964 tak mengacu pada semua terbitan digital, juga tidak mengacu pada pertumbuhan naskah-naskah yang
dipublikasikan karena adnya layanan dicetak sesuai permintaan, padahal keduanya
mendorong cukup kuat penambahan jumlah judul yangg diterbitkan di 1 negara”.
Rangkuman Materi Manajemen Penerbitan Modul 2