Ringkasan materi modul 5 Penyusunan
Artikel dan Publikasi Sekunder
Pengarang : Lasa Hs dan Purwanti Istiana
Penerbit :
Universitas Terbuka (2014)
KB 1. Kosakata Indeks (Deskriptor)
A. Pengertian
Indeks
Indeks
berasal dari bahasa Inggris indicate berarti menunjukkan. Kata indicate ini
berasal dari bahasa Latin indicare yang berarti menunjukkan/ to show. Menurut
Lasa Hs dalam bukunya Kamus Kepustakawanan Indonesia (2009:110) indeks adalah
petunjuk yang berupa huruf, angka maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan
kepada pencari informasi bahwa informasi yang lebih lengkap maupun informasi
terkait dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk.
Penyusunan
indeks yang baik harus memenuhi kriteria akurat, komprehensif, konsisten, dan
menggunakan petunjuk silang/ cross reference yakni kata see/ lihat atau see
also/ lihat juga.
Indeks
mulai digunakan pada jaman Mesir Kuno dan Babilonia. Kemudian indeks digunakan
lebih luas pada abad ke-5 dengan membuat publikasi yang berjudul Index Librorum
Prohibitorum. Pada abad pertengahan berkembang indeks margin, yaitu pemberian
hiasan menarik di setiap huruf pertama pada tiap bab untuk memudahkan temu
kembali. Perkembangan selanjutnya muncul
istilah konkordans/ concordant, yakni indeks kata kunci dalam alkitab. Pada
tahun 1848 seorang mahasiswa undergraduate Yale University Amerika Serikat
mencoba menyusun indeks artikel majalah yang dimiliki oleh perpustakaan
peguruan tinggi tersebut, berdasarkan subjek. Bentuk subjek ini kemudian
dikembangkan oleh penerbit H.W. Wilson pada tahun 1900 dengan menerbitkan
Reader’s Guide Periodical Literature. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya
penerbit Wilson ini menerbitkan lebih dari 20 jenis indeks subjek khusus.
Indeks
bisa berbentuk indeks tercetak, online database, dan CD ROM. Indeks tercetak adalah suatu daftar entri
bibliografis dalam bidang tertentu yang disusun secara alfabetis. Online
database adalah informasi yang disimpan pada file komputer dan dapat diakses
melalui sebuah terminal jarak jauh dan hubungan telekomunikasi. Sedangkan CD
ROM adalah disk plastic dengan sebuah pembungkus cermin metal yang dibaca
dengan sebuah sinar laser kecil.
Indeks
memiliki fungsi untuk mencapai efisiensi, memberikan informasi lebih lengkap
dan tepat, dan merinci subjek menjadi unit-unit pengertian lebih kecil. Oleh
karena itu penyusunan indeks dimaksudkan untuk membimbing pemustaka aar lebih
cepat dalam menelusur informasi dan dapat digunakan untuk membantu penyusunan
bibliografi maupun katalog perpustakaan. Apabila dilihat dari cara penyusunan
tajuknya, maka indeks disusun berdasarkan huruf demi huruf dan kata demi kata.
B. Pengertian
Pengindeksan
Pengindeksan
merupakan kegiatan pendeskripsian isi dokumen dengan memilih istilah yang
paling tepat sehingga mewakili isi dokumen. Pengindeksan subjek merupakan
bagian dari proses pengolahan dokumen/ bahan pustaka di perpustakaan.
pengindeksan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat wakil dokumen sehingga
memungkinkan ditemukannya dokumen yang relevan dengan suatu permintaan.
C. Tujuan
Penyusunan Indeks
1. Efisiensi
dan efektivitas dalam penelusuran informasi
2. Memberikan
informasi yang lebih rinci
3. Memanfaatkan
sumber informasi secara optimal
4. Menganalisa,
merinci, dan meringkas isi naskah menjadi unit-unit yang lebih kecil
D. Fungsi
Indeks
1. Alat
penunjuk informasi
2. Alat
penelusur informasi
3. Alat
penghubung antar subjek atau antar literatur
E. Struktur
Indeks
1. Tajuk/
heading, yaitu kata atau ungkapan pada bagian awal entri. Tajuk ini berfungsi
untuk menentukan letak suatu entri dalam susunan indeks yang disusun alfabetis
dan merupakan titik telusur dari suatu entri. Tajuk indeks bisa berupa subjek,
pengarang, dan lainnya.
2. Modifikasi,
yaitu kata atau istilah yang membahas lingkkup atau tajuk agar lebih
informatif.
3. Lokator,
yaitu referensi yang menunjukkan letak dan atau informasi yang dimaksud dapat
ditemukan.
F. Penyusunan
Indeks
1. Berurutan
a. Alfabetis,
tajuknya disusun secara alfabetis kata demi kata lebih dulu, baru kemudian
disusun huruf demi huruf.
b. Numerikal,
setiap entri disusun menurut urutan nomor entriapemrosesan dokumenatau nomor
kode dokumen.
2. Hierarkis
Yakni
susunan dari disiplin ilmu dan subjeknya dalam urutan yang berderet dari umum
ke khusus. Sistem hierarkis ini ada dua yaitu secara kronologis dan klasifikasi.
Sistem kronologis dimana entri-entrinya disusun berdasarkan urutan waktu. Dalam
sistem klasifikasi entri-entri itu disusun berdasarkan urutan klasifikasi.
3. Sindentik/
syndentic system
Yakni
sistem rujukan/ rujukan dalam pengindeksan untuk mengumpulkan entri-entri yang
sama subjeknya menjadi satu susunan atau mengubungkan entri-entri yang
berhubungan isinya tetapi letaknya berjauhan. Sistem ini terdiri dari 3 macam.
a. Referensi
silang/ cross reference, yaitu sistem yang memberikan bimbingan penelusuran
informasi kepada pemustaka dari satu subjek ke tajuk lainnya untuk menemukan
tajuk entri yang relevan. Sistem ini terdiri dari referensi silang “lihat” atau
“see” dan referensi silang “lihat juga” atau “see also”.
b. Catatan,
yaitu catatan yang menunjukkan lingkup/ scope dari tajuk yang diletakkan di
belakang tajuk dengan tanda kkurung.
c. Pembalikan,
yaitu pengindeksan untuk tajuk dengan dua kata atau lebih. Pembalikan bisa
dilakukan dengan memberintanda koma atau tanda kurung.
G. Pengindeks
Pengindeks memerlukan
keahlian sebagai berikut.
1. Memiliki
pengetahuan yang luas
2. Mampu
berpikir logis
3. Memahami
materi atau bidang yang di indeks
4. Teliti
dan tekun
5. Untuk
mengindeks bidang khusus diperlukan specialist indexer
H. Cara
Pengindeksan
1. Subjek
maupun pokok masalah yang akan diindeks itu hendaknya harus betul-betul
diperlukan oleh pemustaka.
2. Semua
entri harus disusun alfabetis menurut abjad latin.
3. Dalam
pemilihan tajuk, hendaknya dipilih istilah yang popular dan mudah dikenal.
4. Dipilih
tajuk yang spesifik, khusus, dan rinci.
5. Menggunakan
ejaan yang disempurnakan (EYD).
6. Dalam
keadaan tertentu digunakan tajuk gabungan seperti Bank and Banking.
7. Nama
orang harus ditulis lengkap.
8. Apabila
perlu bisa digunakan antonym.
9. Apabila
terdapat suatu kata yang kebetulan digunakan dalam bidang yang berbeda dan
memiliki arti yang berbeda, sebaiknya diberi keterangan diantara dua kurung.
10. Untuk
indeks nama departemen atau lembaga terkenal tidak perlu ditulis nama
negaranya.
11. Untuk
membedakan nama diri dengan nama lain (gunung, kota, tempat, dll) maka untuk
nama diri ditulis dengan huruf capital pada huruf pertama.
12. Untuk
memberikan informasi yang lebih rinci dibuat petunjuk dari subjek utama ke
bagian-bagian lainnya.
13. Untuk
membuat indeks bidang sejarah maupun biografi dapat dibuat urutan kronologis
dan bukan alfabetis.
14. Lambang
atau singkatan yang masih asing hendaknya ditulis kepanjangannya.
15. Untuk
pembuatan indeks penulis, maka nama orang yang telah menjadi nama alat, rumus,
hukum, sistem, seperti Watt, Newton, tidak perlu dicantumkan lagi.
KB 2. Deskripsi Bibliografi
Deskripsi
bibliografi adalah kajian sumber informasi, dokumen, atau bahan pustaka dari
segi fisiknya yang menyangkut judul, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit,
maupun seri dokumen. Pedoman untuk pembuatan deskripsi bibliografi adalah
Deskripsi Bibliografi Standar Internasional/ International Standard
Bibliographic Description/ ISBD. Yakni suatu rumusan yang telah dibakukan oleh
International Federation of Library Association/ IFLA.
A. Katalog
Katalog
berisi daftar koleksi suatu perpustakaan untuk membantu pemustakaan dan juga
petugas untuk memudahkan dan mempercepat temu kembali akan judul buku, majalah
atau literatur lain yang dimiliki perpustakaan tertentu.
Fungsi katalog adalah
untuk memungkinkan seseorang emenemukan suatu buku yang diketahui berdasarkan
pengarang, judul dan subjek. Menunjukkan buku yang dimiliki/ ditulis oleh
pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu, dalam jenis bahan tertentu.
Serta membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya dan berdasarkan karakternya.
B. Bentuk
Katalog
1. Bentuk
buku/ cetak/ printed catalog
2. Bentuk
kartu/ card catalog
3. Bentuk
berkas/ sheaf catalog
4. Bentuk
mikrofis
5. OPAC
C. Deskripsi
Bibliografi
Entri/
tajuk dalam katalogisasi berarti suatu cara resmi yang seragam untuk mencatat
nama orang, judul bahan pustaka, nama badan, nama geografis, maupun subjek yang
dicantumkan pada bagian awal atau bagian atas dari entri katalog yang berfungsi
sebagai dasar pengabjadan untuk susunan menurut abjad.
Dalam katalog juga ada
daerah-daerah tertentu yang harus diperhatikan yakni daerah kepengarangan,
daerah edisi, daerah lokasi, daerah seri monograf, daerah catatan, dan daerah
ISBN/ISSN.
Dalam
pembuatan katalog perlu dipahami penggunaan tanda maupun huruf. Misalnya dalam
penggunaan huruf besar dalam permulaan kalimat, tanda titik digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian dari deskripsi.
Sedangkan
bibliografi adalah bentuk kajian yang menyangkut perbukuan atau informasi.
Keberadaan bibliografi sangat membantu pengembangan ilmu pengetahuan. Dari sisi
pencarian kembali informasi, bibliografi dapat membantu pemustaka dalam proses
temu kembali informasi.
Dalam
deskripsi bibliografi juga berkaitan dengan istilah indeks. Pengindeksan
meliputi dua hal, yaitu pengindeksan yang terkait dengan isi (subjek) dan
pengindeksan yang menyangkut deskripsi bibliografi. Pengindeksan yang terkait
dengan isi dokumen selanjutnya disebut dengan pengindeksan subjek/ subject
indexing. Subject indexing merupakan bagian dari proses pengolahan dokumen/
bahan pustaka di perpustakaan.
Tahapan
dalam analisis bahan pustaka adalah sebagai berikut.
a. Tahap
pengenalan bahan pustaka.
b. Tahap
mempelajari bahan pustaka dan mengetahui subjeknya.
c. Mendaftar
istilah, kata, atau konsep yang sedekat mungkin dengan konsep yang dijumpai
dalam bahan pustaka.
d. Menyeleksi
dan menentukan istilah yang benar-benar sesuai dengan isi bahan pustaka.
e. Menerjemahkan
istilah yang sesuai dengan isi bahan pustaka
Dalam mengindeks perlu dipahami juga
bahasa indeks. Bahasa indeks terdiri dari skema klasifikasi, tajuk subjek, dan thesaurus.
Skema klasifikasi adalah istilah yang disusun berkelas yang diberi kode atau
lambing (notasi) dengan angka atau huruf atau gabungan keduanya. Tajuk subjek
adalah suatu kata atau kelompok kata yang menunjukkan suatu subjek, berfungsi
untuk menempatkan suatu dokumen dengan tema yang sama ke dalam satu jajaran
katalog atau bibliografi. Thesaurus adalah daftar kata atau istilah yang
disusun abjad tentang subjek tertentu, terbit terpisah, atau ditulis pada
bagian akhir suatu terbitan. Thesaurus digunakan oleh perpustakaan untuk
kepentingan katalogisasi dan penyediaan alat temu kembali informasi.
Silahkan download ringkasan materinya disini.