Ringkasan materi modul 2 Jaringan
Kerjasama Perpustakaan dan Informasi
Pengarang : Wiji Suwarno dan Miswan
Penerbit :
Universitas Terbuka (2014)
KB 1. Jaringan Kerja Sama Bidang
Teknis
Ditinjau
dari sudut pandang yang lebih luas maka peran
perpustakaan merupakan agen perubahan, pembangunan, dan agen budaya
serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menjembatani kebutuhan
informasi yang beragam dan memperkaya nilai-nilai kehidupan baik individu
maupun sosial, diperlukan kerja sama antar perpustakaan agar mempermudah
perwujudan cita-cita ini.
Konsep
kerja sama ini nampaknya sudah semakin didengungkan di dunia perpustakaan.
Istilah pinjam antar perpustakaan, silang layan, resource sharing (pemakaian
bersama sumber informasi) serta jaringan informasi yang banyak dipakai orang
setelah teknologi komputer masuk ke dunia perpustakaan, sudah kerap kali
diterapkan oleh perpustakaan.
Kerja
Sama Pengadaan
Masalah
pengambangan koleksi di perpustakaan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan
oleh perpustakaan, salah satu bentuk kegiatannya adalah pengadaan bahan
pustaka. Pengadaan ini mencakup kegiatan pembelian (purchase), hadiah atau
sumbangan (prize), dan tukar menukar (exchange).
Setiap
pengadaan koleksi perpustakaan menyangkut pada anggaran yang akan digunakan
untuk membeli bahan pustaka. Namun beberapa perpustakaan belum bisa memenuhi
semua kebutuhan bahan pustaka bagi pemustakanya. Untuk itu kerja sama antar
perpustakaan dalam proses pengadaan ini perlu dilakukan. Konkret kegiatannya
adalah perpustakaan membentuk jaringan kerja sama antar beberapa perpustakaan,
kemudian masing-masing anggota memiliki spesifikasi khusus dalam hal koleksi.
Sehingga perpustakaan dengan spesifikasi koleksi yang berbeda bisa saling
melengkapi.
Ada
pula kerja sama ini mengenai pengadaan dalam bidang yang khusus (spesialisasi
tertentu). Spesialisasi tertentu dalam pengumpulan koleksi pustaka dalam
subyek-subyek tertentu. Dengan bentuk kerja sama seperti ini, tiap anggota
dapat mengkhususkan diri dalam mengumpulkan koleksi pustaka dalam bidang
tertentu sekomprehensif mungkin sehingga duplikasi dapat terhindar. Jika suatu
pustaka tertentu dibutuhkan oleh perpustakaan anggota, perpustakaan tersebut
bisa menghubungi dan mengidentifikasi anggota jaringan yang memiliki pustaka
yang dibutuhkan.
Untuk
pengadaan melalui hadiah atau sumbangan, pendekatan antar unit kerja/ instansi
mutlak diperlukan. Sebab adanya surat resmi dari pejabat perpustakaan akan
melancarkan jalan pustakawan dalam memperoleh koleksi cuma-cuma dari instansi
yang dituju. Selain itu, hadiah juga bisa diberikan bila perpustakaan yang
bersangkutan memiliki banyak duplikasi terbitan.
Pengadaan
melalui tukar menukar koleksi dapat dilakukan dengan satu syarat adanya kerja
sama. Tukar menukar, untuk saling membantu pengembangan koleksi pustaka
masing-masing. Kerja sama bisa dilakukan dengan saling memberikan pustaka yang
tidak relevan dengan tujuan dan ruang lingkup pelayanan ke perpustakaan lain
yang membutuhkan dapat juga membantu mendayagunakan pemanfaatan pustaka
semaksimal mungkin.
Kerjasama
Pengatalogan
Pengatalogan
adalah proses pembuatan rekaman bibliografi yang akan dijadikan sebagai wakil
ringkas dokumen yang dicantumkan dalam katalog. Untuk perpustakaan, idealnya
katalog diketik dalam kertas khusus katalog. Terdiri dari call number atau
nomor panggil, nama pengarang, judul, impresium, kolaso, anotasi atau catatan,
dan tracing atau jejakan.
Secara
tradisional, perpustakaan menyediakan kotak yang berisi kartu katalog.
Masing-masing kartu berhubungan dengan salah satu koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Namun sekarang banyak pula katalog digital. Sistem ini bisa
mengatasi persoalan klasifikasi koleksi dan pencarian sumber informasi tertentu.
Penelusurannya dapat dimulai dengan menentukan kata kunci yang relevan.
Usaha
awal memberikan jasa pengatalogan terpusat dipeloori oleh Library of Congress
di AS serta British National Bibliography di Inggris. Library of Congress
bekerjasama dengan perpustakaan di Amerika Utara melancarkan proyek menguji
keterlaksanaan sistem Machine Redable Catalogue (MARC) pada tahun 1966. Sistem
tersebut mulai dioperasikan tahun 1968 dengan format lebih luwes. British
National Bibliography menggunakan format baru MARC pada tahun 1971, kemudian
mengembangkannya menjadi sistem terpasang pada tahun 1977.
Kerjasama
pengatalogan di Indonesia dilakukan di berbagai tempat, yang utama ialah upaya
penyeragaman format katalog terbacakan mesin. Untuk keperluan itu Perpustakaan Nasional
RI mengeluarkan INDOMARC. Indonesian Machine Readable Catalogue atau katalog
terbacakan mesin terbitan Indonesia. Dengan keseragaman format katalog ini,
akan terjadi pertukaran data yang lebih mudah.
Tujuan
utama katalog terkomputerisasi adalah membuat suatu sistem pengatalogan yang
sesuai dengan pemanfaatan dan peruntukannya. Sumber-sumber pembuatan katalog
terkomputerisasi terdapat dari.
a. Katalog
manual lokal yang berbentuk tercetak.
b. Sistem
akuisisi bahan pustaka terkomputerisasi.
c. File
yang telah dibuat oleh kataloger.
d. Penggabungan
database.
e. Membeli
kartu komersial berformat MARC.
f. Hasil
katalog terkomputerisasi bisa diakses melalui OPAC.
Pertukaran
Publikasi/ Pemanfaatan Koleksi Bersama (Resource Sharing)
1. Silang
layan
Kerja
sama yang dilakukan berkisar pada saling meminjamkan pustaka berupa bahan asli,
surogate dokumen ataupun hanya dengan penyediaan fasilitas reproduki bahan yang
diperlukan baik fotocopy maupun bentuk mikro dan sebagainya.
2. Pemakaian
ruang baca dan fasilitas lain
Pengguna
perpustakaan lain biasanya hanya diizinkan untuk membaca bahan pustaka di ruang
baca yang tersedia, termasuk pemanfaatan perlengkapan perpustakaan seperti
proyektor slide, video tape, dan sebagainya.
3. Pertukaran
data bibliografi
Pertukaran
bibliografi dilakukan untuk mengetahui koleksi yang dimiliki oleh masing-masing
anggota jaringan.
Kerjasama
Pertukaran Data Bibliografi
1. Machine
Readible Catalogue (MARC)
MARC
merupakan salah satu hasil sekaligus syarat dalam automasi perpustakaan.
Pertama kali dikembangkan oleh Library of Congress. Format LC MARC dapat
mendistribusikan data pengatalogan ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat.
Keberhasilan ini membuat negara-negara lain mengembangkan format MARC bagi
kepentingan masing-masing. Format INDOMARC merupakan implementasi International
Standard Format ISO 2709 untuk Indonesia, sebuah format untuk tukar menukar
informasi bibliografi melalui pita magnetic (magnetic tape) atau media yang
terbacakan mesin (machine readable).
Format
INDOMARC dirancang sejalan dengan USMARC, format MARC lainnya yang memberikan
kemungkinan kerja sama penentuan data katalogisasi dan kerja sama layanan
bibliografi. Spesifikasi konversi memungkinkan dilakukannya pertukaran data
pada tingkat internasional.
2. Dublin
Core
Dublin
core adalah salah satu skema metadata yang digunakan untuk web source
description and discovery. MARC dianggap terlalu sulit dan kurang bisa
digunakan untuk web resource. Untuk menangani melimpahnya web resource
diperlukan cara dan format yang lebih sederhana. Dublin core dibuat agar dapat
digunakan oleh orang awam (bukan pengatalog) maupun professional/ pustakawan.
Kerja
Sama Penyusunan Katalog Induk
Fungsi
katalog induk tidak jauh berbeda dengan fungsi katalog yakni.
a. Memungkinkan
seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul, atau
subyeknya.
b. Menunjukkan
apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek
tertentu, dalam jenis literatur tertentu.
c. Membantu
dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya/ bentuk
sastra atau berdasarkan topik.
Sementara
itu, untuk katalog induk mempunyai fungsi tambahan antara lain.
a. Mempermudah
penyalinan katalog (copy cataloguing).
b. Mendukung
pengawasan bibliografi (bibliographic control).
c. Menopang
silang layan (inter library loan).
Kerja
Sama Penyimpanan
Perpustakaan
merupakan organisme dalam arti perpustakaan terus hidup dan berkembang. Dengan
demikian maka koleksi perpustakaan bertambah lama bertambah banyak. Untuk
itulah timbul gagasan adanya bentuk kerja sama penyimpanan bersama koleksi
perpustakaan yang jarang digunakan. Kerja sama ini melibatkan beberapa
perpustakaan, perpustakaan yang ditunjuk akan menyimpan buku titipan
perpustakaan anggota. Yang disimpan di perpustakaan ditunjuk ialah buku hadiah
dan buku deposit.
KB 2. Kerja Sama Pelayanan
Pemustaka
Kerja
Sama Silang Layan
Silang
layan dianggap sinonim dengan kata pinjam antar perpustakaan atau interlibrary
loan. Menurut Sulistyo-Basuki (2007), istilah silang layan mencakup pemberian
jasa antara dua perpustakaan atau lebih; jasa ini dapat berupa membantu
penelusuran, pencarian materi perpustakaan, penyediaan fasilitas untuk anggota
perpustakaan lain, pinjam antar perpustakaan. Secara spesifik, silang layan
diartikan sebagai kerja sama pemberian
jasa perpustakaan dan informasi antara dua perpustakaan atau lebih.
Adapun
hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka kerja sama pelayanan ini adalah.
1. Sistem
Informasi Manajemen (SIM)
Kriteria
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bersifat komprehensif, terkoordinasi,
terdiri atas subsistem, terintegrasi secara rasional, transformasi data dalam
berbagai bentuk dan cara, tingkat produktivitas terukur, menyesuaikan pada gaya
manajemen, dan berdasarkan kriteria kualitas yang telah ditentukan.
2. Permintaan
terhadap informasi
Perpustakaan
dalam rangka memenuhi fungsinya sebagai organisasi penyedia jasa dan pusat
informasim tidak mungkin dapat bekerja secara mandiri dan independen. Oleh
sebab itu perlu adanya kerja sama jaringan perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna. Era perkembangan IPTEK sekarang ini menuntut
perpustakaan menggunakan fasilitas komputer sebagai alat pengelola datanya.
Kecanggihan komputer salah satunya adalah memiliki kelebihan dalam hal
komunikasi data.
Komunikasi
data merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan data antara dua atau
lebih sumber yang lokasinya berbeda dengan memakai media transmisi. Sistem
teknologi yang digunakan merupakan perpaduan antara teknik telekomunikasi
dengan teknik pengolahan data.
3. Pergeseran
tren menuju perpustakaan elektronik
Perpustakaan
elektronik merupakan sarana penyimpanan informasi, dokumen, audio visual, dan
materi grafis yang tercipta dalam berbagai jenis media. Perpustakaan elektronik
merupakan bagian dari sebuah jaringan kerja (network).
Beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan bagi terbentuknya perpustakaan elektronik
adalah.
a. Interaksi
dan sirkulasi perpustakaan
b. Bentuk
fisik mata rantai pemakai (user link), yaitu mata rantai
c. Menarik
iuran atau mengatur distribusi dana
d. Bentuk
jaringan
4. Pengelolaan
informasi
Informasi
berasal dari suatu data. Persoalan yang muncul adalah penerapan teknologi
informasi juga menghadirkan masalah misalnya pemeliharaan data atau informasinya.
Data dan informasi seperti dua sisi mata uang yang saling terkait. Berbeda
pengertian tetapi satu fungsi. Data dapat dikatakan sebagai informasi yang
akurat, dan semua data adalah embrionya informasi. sementara itu informasi
belum tentu dikatakan data, sebab ada informasi yang disampaikan tanpa data,
tetapi informasi juga merupakan data jika informasi itu diterima kemudian
direkam.
Data
konvensional maupun dalam komputer merupakan sumber informasi yang harus
dijaga, sebab informasi yang ada di dalamnya merupakan aset yang cukup berharga
bagi dunia informasi.
Kerja
Sama Penyediaan Fasilitas
Penyediaan
fasilitas ini umumnya dibatasi pada penggunaan ruang baca, koleksi rujukan,
fasilitas fotokopi, dan koleksi lain yang terbuka untuk umum. Koleksi yang boleh
dipinjam, tetapi anggotanya dari perpustakaan lain hanya boleh membaca atau
membuat catatan.
Kerja
Sama Pendidikan dan Pelatihan
1. Seminar
kebijakan perpustakaan dan kepustakawanan bandingan.
2. Seminar
yang berorientasi pada masalah sehari-hari.
3. Seminar
yang berorientasi pada subjek.
Download rangkuman materinya disini.