Thursday, 18 August 2016

MODUL 6: JARINGAN KERJA SAMA PERPUSTAKAAN DALAM DAN LUAR NEGERI: SARANA BANTU DAN KENDALA YANG DIHADAPI


Ringkasan materi modul 6 Jaringan Kerjasama Perpustakaan dan Informasi
Pengarang        : Wiji Suwarno dan Miswan
Penerbit            : Universitas Terbuka (2014)

KB 1. Jaringan Kerja Sama Perpustakaan di Dalam dan Luar Negeri
Aktivitas kerja sama yang dapat dilakukan adalah pertukaran (exchange). Pertukaran dapat dimaknai sebagai pertukaran sumber daya yang dimiliki antar kedua belah pihak, seperti koleksi, sumber daya manusia, dan sebagainya.
Jaringan yang dibentuk tidak selalu berupa jaringan fisik berbasis internet, tetapi juga jaringan non fisik berupa hubungan manusiawi (human relations) yang melahirkan kepercayaan (trust) dalam menyusun kebijakan dan peraturan yang disepakati bersama untuk memungkinkan terjadinya pertukaran dalam segala bidang.
Jaringan kerja sama perpustakaan di Indoensia sudah berlangsung sejak lama. Sulistyo- Basuki menguraikan bahwa titik tolak perkembangan jaringan informasi di Indonesia ialah tahun 1971, dengan diselenggarakannya workshop sistem jaringan dokumentasi dan informasi ilmiah untuk Indonesia di Bandung.
Jaringan kerja sama dibentuk dengan tujuan untuk pengembangan pangkalan data metadata bersama terbangunnya jaringan perpustakaan digital nasional, terwujudnya koleksi nasional perpustakaan, dan peningkatan akses layanan perpustakaan melalui portal web jejaring. Tujuan lain dibentuknya jaringan kerja sama ini adalah juga agar terbentuk struktur organisasi yang dapat mendukung penerapan kerja sama jaringan perpustakaan secara nasional, serta meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Karena frame digitalisasi sudah membudaya di kalangan perpustakaan maka layanan perpustakaan digital nasional dikembangkan untuk menjadi National Digital Heritage Repositories dalam mengumpulkan, mengelola, dan merawat sumber daya digital dan berbagai layanan informasi dan pengguna.
Sementara itu, kerjasama internasional merupakan perlasan kerja sama nasional. Kerja sama perpustakaan internasional dapat berupa pengadaan bahan perpustakaan hingga tukar menukar data dan informasi antara sistem nasional dan regional, pinjam antar perpustakaan, dan hubungan antar komputer antara jaringan lokal, nasional, regional, dan internasional. Akhir-akhir ini jaringan bibliografis berbasis komputer telah memberikan sumbangan dan capaian yang signifikan dalam jaringan bibliografis internasional dan sistem informasi elektronik.
Sebuah organisasi internasional yang bergerak dalam bidang perpustakaan adalah IFLA (International Federation of Library Association and Institution) berpusat di Den Hag Belanda. Setiap tahun IFLA menyelenggarakan kongres tahunan berganti-ganti di berbagai negara. Kongres IFLA merupakan kesepakatan baik bagi pustakawan untuk tukar pendapat dan aspirasi secara informal disamping pertemuan formal. Kerjasama tersebut telah dilaksanakan dari tahun 1992.
Berikut merupakan contoh kerja sama perpustakaan di luar negeri.
Comecon
Comecon adalah singkatan dari Council for Mutual Economic Assistance, artinya kerja sama ekonomi negara Blok Sosialis. Blok ini merupakan bentuk kerja sama ekonomi dari anggota Pakta Warsawa didirikan oleh Stalin (tokoh Uni Soviet) pada tahun 1949 dan didomisili oleh Uni Soviet. Dilihat dari segi kerja sama maka di kalangan anggota Comecon dibentuklah sistem MEDINFORM yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi kedokteran di kalangan negara sosialis.

European Community
Masyarakat Eropa dan European Community adalah masyarakat negara Eropa Barat yang diciptakan dengan tujuan mencapai integrasi politik dan ekonomi.
Prasyarat jaringan kerja sama perpustakaan dan bibliografis internasional adalah standarisasi dan penetapan kode huruf atau karakter bagi tulisan lain selain huruf latin. Kemunculan berbagai sarana bibliografis internasional seperti OCLS dan RLIN, serta sistem otomasi perpustakaan internasional, seperti UTLAS di Kanada, telah memberikan kontribusi bagi perluasan standarisasi dan kerja sama internasional.
Di samping akses informasi terbuka dan bebas, terdapat beberapa prasyarat untuk mengimplementasikan kerja sama internasional, termasuk standar bibliografis dan pengiriman paket melalui jaringan komputer, pengiriman dokumen, serta pinjam antar perpustakaan.
Lahirnya internet telah mempermudah dan menyederhanakan jaringan kolaborasi internasional yang sangat membantu perpustakaan dan para pemustaka. Online Computer Library Centre (OCLC) yang dikenal sebagai lembaga yang memprakarsai jaringan kerja sama perpustakaan internasional, telah memperluas jaringannya tidak hanya di Amerika saja, melainkan meliputi 45 negara di dunia.
Awal mula jaringa kerja sama internasional adalah adanya kerja sama lokal, regional dan nasional serta standarisasi berbagai fungsi perpustakaan. IFLA merupakan lembaga yang mempelopori standarisasi tersebut. Kerja sama perpustakaan di wilayah Asia Tenggara sendiri diawali dengan dibentuknya CONSAL (Congress of Southeast Asian Librarians) pada tahun 1970. Salah satu kegiatan CONSAL pada awal pembentukannya adalah produksi microfilm dari hasil-hasil penelitian dari negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1970an.

KB 2. Sarana Bantu dan Kendala Kegiatan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi
Katalog
Katalog adalah salah satu wakil dokumen yang berfungsi sebagai sarana temu kembali yang dimiliki oleh perpustakaan. untuk membuat katalog diperlukan pemahaman terhadap bagian-bagian prinsip yang harus ada dalam membuat katalog. Diantaranya adalah:
      1.      Call number atau nomor panggil
Diketik di sudut kiri atas dengan mengetik nomor kelas, di bawahnya diketik 3 huruf kependekan nama pengarang, dan diketik pula 1 huruf kecil dari huruf paling depan judul.
      2.      Nama pengarang
Diketik mulai indensi pertama sejajar dengan 3 huruf kependekannya pada call number.
      3.      Judul
Diketik pada indensi kedua baris berikutnya di bawah huruf ke 4 cantuman pengarang.
     4.      Impresium atau imprint
Diketik setelah pengetikan judul, pengarang dan keterangan edisi bila ada yang dibatasi dengan tanda “-“ sebelum imprint. Pengetikan impresium: -Jakarta: Gramedia, 2006.
      5.      Kolasi
Diketik mulai indensi kedua baris berikutnya (di bawah huruf ke-4).
ix, 241 hlm.: ilus.; 21 cm.
       6.      Anotasi atau catatan
Diketik di bawah kolasi dan diberi jarak satu spasi, apabila ada ciri khusus dari buku tersebut.
      7.      Tracing atau jejakan
Merupakan keterangan lebih lanjut dari buku bersangkutan. Diketik lurus dengan indensi pertama pada deskripsi bibliografi. Ditulis dengan angka untuk menuliskan subjek dan angka romawi untuk keterangan judul dan pengarang.

Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar bahan pustaka yang lengkap, dengan tidak memberikan komentar kritis. Bibliografi yang digunakan dalam kerja sama perpustakaan melebur ke dalam bidang yang luas dalam pengawasan bibliografi. Bibliografi sebagai rancangan teratur terhadap rekaman manusia secara tradisional digunakan sebagai panduan informasi. Bibliografi mencatat apa saja yang diterbitkan di sebuah negara (misalnya British National Bibliography) atau mengenai sebuah subjek (misalnya Bibliografi Majapahit) maka bibliografi dapat menunjukkan ke pemakai yang berminat pada literature dan menghindari duplikasi pekerjaan.
Penyusunan bibliografi dan katalog induk yang perlu untuk tugas kerja sama perpustakaan telah dimulai di Indonesia pada awal tahun 1950-an sebagai hasil kerja sama antara perpustakaan dan badan di luar perpustakaan. Pada tahun 1953 tersusunlah Union Catalogue of Periodical Holdings in  the Main Science Libraries of Indonesia yang melibatkan Kantor Bibliografi Nasional dan Unesco Science Coo-peration Office for Southeast Asia.





Katalog Induk
Katalog induk adalah katalog yang terdiri atas 2 perpustakaan atau lebih. Untuk katalog induk buku dikenal istilah union catalogue. Katalog induk digunakan sebagai sarana mengetahui lokasi bahan perpustakaan untuk pinjam antar perpustakaan. Jadi pada katalog induk selalu ada lokasi yang menunjukkan dimana buku tersebut. Secara singkat katalog induk merupakan usaha mencatat dalam satu urutan koleksi dua perpustakaan atau lebih. Idealnya katalog induk harus tetap mutakhir, koleksinya luas dalam arti dapat mencakup perpustakaan sebanyak mungkin.

Katalog Induk Majalah
Katalog induk majalah adalah katalog yang terdiri atas 2 perpustakaan atau lebih. Dalam bahasa Inggris disebut union list periodicals atau union list of serials popular dengan sebutan union list. Bila katalog induk buku disusun menurut abjad pengarang, maka katalog induk majalah disusun berdasarkan abjad judul majalah. Cakupan katalog induk majalah harus sekomprehensif mungkin mencakup perpustakaan sebanyak mungkin. Adanya katalog induk memungkinkan perpustakaan mengetahui dengan cepat lokasi buku atau majalah sehingga dapat mencegah duplikasi.

Indeks
Indeks memiliki berbagai makna, dalam modul ini indeks yang dimaksud adalah indeks majalah, artinya panduan isi majalah yang disusun secara sistematis. Menurut subjeknya, indeks dibagi menjadi 2 jenis yaitu indeks khusus dan indeks umum. Indeks khusus mencakup subjek tertentu saja, sedangkan indeks umum meliputi subjek yang luas. Contoh indeks khusus adalah British Education Index.

Abstrak
Abstrak adalah rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat atau dengan kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang benar, tepat, dan jelas mengenai isi suatu dokumen. Adapun tujuan pembuatan abstrak adalah untuk melengkapi tulisan ilmiah, membantu pengguna informasi memperpendek waktu pemilihan informasi, dan mengatasi kendala bahasa.
Sementara itu untuk kerja sama yang bisa dilakukan antar perpustakaan, selain hal-hal di atas diantaranya adalah sebagai berikut:
      1.      Penerbitan dan pertukaran daftar perolehan pustaka baru.
      2.      Penyusunan dan pengadaan daftar pustaka yang hendak disumbangkan.
      3.      Pembinaan berbagai standar.
      4.      Pembinaan tenaga perpustakaan.
      5.      Penerbitan direktori perpustakaan.
      6.      Keseragaman format machine readable catalogue

Di samping faktor fasilitatif pada kegiatan kerja sama, hal lain yang perlu diketahui adalah kendala yang dihadapi oleh perpustakaan. Kendala tersebut diantaranya adalah:
     1.      Bahasa
     2.      Biaya
     3.      Sikap perpustakaan
     4.      Faktor geografi
     5.      Politik
     6.      Lemahnya sarana dan prasarana
     7.      Lemahnya koleksi
     8.      Lemahnya ketenagaan
     9.      Kurang dipahaminya manfaat kerja sama
    10.  Kurang adanya informasi antara perpustakaan
    11.  Kurang adanya sinkronisasi peraturan/ sistem.

          Download rangkuman materinya disini.


0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Sumber: http://www.seociyus.com/2013/02/cara-membuat-komentar-facebook-keren-di-blog.html#ixzz44aXRQIym Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

0 comments:

Post a Comment